Laman

Senin, 15 Juni 2009

Dukung Hari Tanpa TV

HARI TANPA TV adalah hari di mana keluarga-keluarga di Indonesia tidak mengkonsumsi siaran televisi selama sehari penuh agar mereka dapat merasakan bahwa hidup bisa lebih bernilai ketika lebih banyak kegiatan lain dapat dilakukan secara bersama ketimbang menonton televisi. Pengalaman seperti ini sangat penting dimiliki oleh semua anggota keluarga untuk meyakinkan bahwa mereka tetap dapat menjalani kehidupan dengan menyenangkan meski tanpa TV.

Secara umum adapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada tayangan TV sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan. Ada beberapa fakta yang dapat menggambarkan betapa mengkhawatirkannya ketergantungan itu:

1. Pertama,
belum terbentuk pola kebiasaan menonton TV yang sehat. TV masih menjadi hiburan utama keluarga yang dikonsumsi setiap hari dalam waktu yang panjang tanpa seleksi yang ketat.

2. Kedua,
kebanyakan isi acara TV kita tidak aman dan tidak sehat untuk anak. Banyak acara TV dengan kandungan materi untuk orang dewasa yang ditayangkan pada jam-jam anak biasa menonton dan kemudian disukai dan ditiru oleh anak-anak. Contoh yang ekstrim, peniruan adegan laga dalam tayangan TV oleh anak telah menimbulkan beberapa korban jiwa.

3.Ketiga,
lemahnya peraturan bidang penyiaran dan penegakannya. Sejak indutri televisi berkembang pesat, permasalahan yang terkait dengan isi tayangan makin membesar dan hingga kini belum terlihat upaya penanganan secara serius.

========================================

Ayo GABUNG KE GRUP "HARI TANPA TV ----> Minggu, 26 Juli 2009 <---- click this", dan Undang yang anda sayangi ke Group ini, Kepedulian Kita bersama atas isi acara televisi yang berpengaruh terhadap perkembangan anak

Link Grup HARI TANPA TV ----> Minggu, 26 Juli 2009 <---- click this (klik / copy dan paste link dibawah ini ke email anda untuk mengundang teman2 anda)
http://www.facebook.com/group.php?gid=118078368760
READ MORE - Dukung Hari Tanpa TV

Rabu, 10 Juni 2009

SAJAK

MENCARI LANGIT TERAKHIR(Surat untuk Kama)

HAMRI MANOPPO

Di padang sastra aku sembunyi meninggalkanmu
pedang dulu aku altarkan di laci pejabat
mimpi mimpi kita dulu selalu jadi hantu

Kita lalu berburu ke dua bukit yang beda
padahal genggam jemari kita
pada kalam yang sama

Robeklah sampul suratku
simak denyut nadi saudaramu
deretan kata yang kita pernah asah bersama
mungkin tak tajam sempurna

Bung Kama...ingatkah bukit Kleak senja
saat kita masih bocah...belajar pakai celana
lalu menemukan butiran jerawat di wajah kita...?

Sedera apa pun kata rindu masih ampuh
untuk kau dan aku

Dari ribuan padang berburu selalu rindu bertemu
saat di padang cakrawala aku coba mencari langit terakhir

Bung Kama...aku rindu menggapainya
adakah relamu berdampingan di lengkung indah
selalu seperti dulu.

kotamobagu,10 juni 2009.
READ MORE - SAJAK

KEMBALI, MEMBACA ITU PENTING

Taufiq Ismail Minta Tumbuhkan Minat Baca "Sejam" Sehari

KOMPAS/AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bocah-bocah membaca buku di ruang anak-anak Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Kamis (6/11). Meskipun sempit, tempat ini diminati anak-anak untuk membaca aneka buku yang bermutu.
/Kamis, 11 Juni 2009 | 00:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com--Tokoh sastra terkenal Indonesia, Taufiq Ismail, mengatakan untuk menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda harus melalui program "sejam" dalam sehari.

"Program `sejam` sehari itu perlu disosialisasikan ke tengah-tengah masyarakat agar mereka bisa meluangkan waktunya untuk membaca," katanya disela-sela peluncuran buku seri Sastra Klasik bertema "Indonesian Cultural Heritage" di Jakarta, Rabu malam.

Balai pustaka melalui tim UBS media kreatif, memilih delapan judul karya sastra monumental yang dianggap dapat mewakili karya sastra klasik Indonesia dan mewakili nilai-nilai moral manusia.

Taufiq Ismail, menjelaskan, minat baca masyarakat selama ini bukan saja persoalan di Indonesia, tapi juga di negara-negara maju. "Karenanya tinggalkan semua aktivitas satu jam sehari untuk membaca dan belajar," ujarnya menambahkan.

Salah satu faktor menurunnya minat baca di kalangan masyarakat, menurut Taufiq Ismail, karena pengaruh media televisi.

"Orang begitu gampang dan lalai dengan siaran televisi, sehingga tidak memiliki lagi kesempatan untuk membaca dan belajar khususnya di kalangan generasi muda," kata dia menambahkan.

Oleh karena itu, ia menyatakan beberapa budayawan sempat bertemu muka dengan tiga pasangan calon presiden/calon wakil presiden (capres/cawapres) yang akan maju dalam Pemilihan presiden (Pilpres) 8 Juli 2009.

"Dalam pertemuan terpisah dengan tiga pasangan capres/cawapres itu kami mengemukakan bahwa minat baca dan belajar masyarakat menurun sekali. Kami menanyakan juga apa yang akan dilakukan jika terpilih," ujar dia menjelaskan.

Taufiq Ismail menjelaskan, ketiga pasangan capres/cawapres itu telah berjanji akan melakukan sesuatu untuk membangkitkan kembali minat membaca dan belajar di masyarakat.

"Ya janji mereka kepada kami itu tetap ditunggu. Jadi siapapun yang terpilih sangat diharapkan adanya program untuk membangkitkan minat baca masyarakat," kata dia menambahkan.



Sumber : Ant
READ MORE - KEMBALI, MEMBACA ITU PENTING