Laman

Rabu, 20 Mei 2009

SAJAK KEHILANGAN

Matinya Pancuran (Catatan Minawerot)

Gumuk tanah yang lembab
dan ilalang yang basah
masih menyimpan peradaban kampung di masa silam

Masa kecil jejaknya masih tergurat cadas-cadas yang berlubang
dulu kami menjebak kepitang dan udang sambil menunggu ayah selesai meladang.
Tegalan bukit kecil di ujung jalan berkeiok masih juga menyimpan suara nakal
masa kanak yang mengintip pancuran perempuan di sebelah
Tetapi di gigir kampung tak lagi ada lodong bambu
atau talang seng yang memancurkan air dari hulu.
Pancuran tinggal kata dalam kamus tua
Kau mungkin menemukannya dalam lukisan di sebuah hotel
Atau barangkali kau rindu masa silam
hanya anak-anak menganggapnya dongeng belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar